Penulis : Dr. Restu Pangestuti, S.ST., M.KM
Dosen Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata
Intususepsi (atau invaginasi) adalah kondisi medis serius di mana sebagian usus melipat atau “teleskopik” ke dalam bagian usus yang berdekatan. Kondisi ini menyebabkan sumbatan pada usus, menghalangi lewatnya makanan dan cairan. Lebih berbahaya lagi, intususepsi dapat memutus aliran darah ke bagian usus yang terlipat. Jika tidak segera ditangani, ini dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis), infeksi parah pada rongga perut (peritonitis), hingga robeknya usus (perforasi). Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak, terutama pada rentang usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan merupakan penyebab paling umum dari obstruksi usus pada kelompok usia ini. Meskipun jarang, intususepsi juga bisa terjadi pada orang dewasa.
Gejala Khas Intususepsi
1. Nyeri Perut Mendadak dan Hebat (Kolik)
Ini adalah gejala utama. Anak yang sebelumnya sehat tiba-tiba akan menangis kencang dan tampak sangat kesakitan. Mereka mungkin akan menarik lututnya ke dada. Nyeri ini bersifat siklikal (datang dan pergi). Anak mungkin akan tenang dan tampak normal selama 15-20 menit, sebelum serangan nyeri hebat datang kembali. Seiring waktu, jeda antar serangan nyeri akan semakin singkat.
2. Muntah
Pada awalnya, anak mungkin memuntahkan sisa makanan. Namun, seiring berjalannya sumbatan, muntah dapat berubah menjadi kuning kehijauan (cairan empedu).
3. Tinja Seperti “Jeli Stroberi” (Strawberry Jelly Stool)
Ini adalah tanda yang sangat spesifik. Karena usus yang terlipat membengkak dan bergesekan, terjadi pendarahan dan keluarnya lendir. Campuran darah dan lendir ini menghasilkan tinja yang tampak khas seperti jeli berwarna merah gelap. Penting untuk dicatat bahwa gejala ini adalah gejala lanjut, jangan menunggu gejala ini muncul untuk mencari pertolongan.
Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai:
- Lemas atau Lesu (Letargi): Anak tampak sangat lelah, pucat, dan tidak berenergi, bahkan di antara episode nyeri.
- Teraba Benjolan: Dokter atau orang tua mungkin dapat merasakan adanya benjolan berbentuk seperti sosis di area perut.
- Dehidrasi: Akibat muntah dan tidak mau minum, anak bisa cepat mengalami dehidrasi (mata cekung, mulut kering, jarang buang air kecil).
Tiga gejala klasik (nyeri perut, teraba benjolan, dan tinja berdarah) disebut sebagai “trias klasik”, meskipun tidak semua pasien mengalami ketiganya secara bersamaan.
Penyebab Intususepsi
Penyebab intususepsi seringkali berbeda antara anak-anak dan orang dewasa.
a. Pada Anak-Anak
Pada sebagian besar kasus (sekitar 90%), penyebabnya tidak diketahui secara pasti (idiopatik). Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan infeksi virus, seperti flu perut (gastroenteritis) atau infeksi saluran napas (seperti adenovirus). Teori yang paling umum adalah infeksi ini menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di dalam dinding usus. Kelenjar yang bengkak ini kemudian bertindak sebagai “titik pemicu” (lead point) yang ditarik oleh gerakan normal usus, menyebabkannya terlipat.
b. Pada Orang Dewasa
Intususepsi pada orang dewasa jauh lebih jarang terjadi. Berbeda dengan anak-anak, hampir selalu ada “titik pemicu” patologis di dalam usus, seperti:
· Polip usus
· Tumor (baik jinak maupun ganas, seperti kanker usus besar)
· Jaringan parut akibat operasi sebelumnya
· Kondisi peradangan seperti penyakit Crohn
Bagaimana Dokter Memastikannya?
Karena merupakan kondisi gawat darurat, diagnosis harus dilakukan dengan cepat.
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa perut untuk mencari adanya benjolan atau tanda-tanda nyeri.
- Ultrasonografi (USG) Perut: Ini adalah metode diagnostik pilihan utama dan paling akurat untuk intususepsi pada anak-anak. USG akan menunjukkan gambaran khas “tanda target” (target sign atau doughnut sign), yang merupakan penampakan usus yang terlipat dari sudut potong melintang.
- Enema (Barium atau Udara): Prosedur ini tidak hanya dapat mendiagnosis tetapi juga seringkali langsung mengobati kondisi ini.
Pengobatan
Intususepsi adalah keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera.
1. Stabilisasi Pasien
Langkah pertama adalah menstabilkan pasien, terutama jika mereka mengalami dehidrasi. Ini dilakukan dengan memberikan cairan melalui infus (IV) dan memasang selang nasogastrik (NGT) melalui hidung ke lambung untuk mengurangi tekanan dan muntah.
2. Enema Terapeutik (Non-Bedah)
Ini adalah pengobatan lini pertama untuk anak-anak jika tidak ada tanda-tanda robekan usus.
· Prosedur: Dokter (radiolog) akan memasukkan selang kecil ke dalam rektum anak. Melalui selang ini, udara (enema udara) atau cairan kontras (barium enema) akan dipompakan secara perlahan.
· Cara Kerja: Tekanan dari udara atau cairan tersebut akan mendorong bagian usus yang terlipat kembali ke posisi normalnya.
· Tingkat Keberhasilan: Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi (sekitar 80-90%) pada anak-anak jika dilakukan dengan cepat.
3. Pembedahan (Operasi) Operasi diperlukan jika:
· Enema terapeutik gagal mengembalikan posisi usus.
· Ada tanda-tanda robekan (perforasi) pada usus.
· Pasien mengalami peritonitis (infeksi rongga perut).
· Pasien adalah orang dewasa (karena kemungkinan besar penyebabnya adalah tumor yang juga perlu diangkat).
Pembedahan dapat dilakukan secara laparoskopi (teknik lubang kunci) atau bedah terbuka. Dokter akan mencoba mendorong usus kembali ke tempatnya secara manual. Jika sebagian usus sudah mati (nekrosis) karena kekurangan darah, bagian tersebut harus dipotong dan dibuang, lalu kedua ujung usus yang sehat akan disambungkan kembali.
Kesimpulan:
Intususepsi adalah kondisi serius yang bisa berakibat fatal jika ditelantarkan. Kunci dari penanganan yang sukses adalah deteksi dini. Jika anak yang berusia di bawah 3 tahun, menunjukkan gejala nyeri perut hebat yang datang dan pergi, disertai muntah dan kelesuan, jangan tunda untuk segera mencari pertolongan medis di unit gawat darurat. Mengabaikan gejala ini dengan berpikir “hanya kolik biasa” bisa sangat berbahaya. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinan usus dapat diselamatkan tanpa perlu operasi.
Referensi
1. Mayo Clinic — Intussusception: Symptoms & causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intussusception/symptoms-causes/syc-20351452 Mayo Clinic
2. Merck Manual — Intussusception (Professional Version). https://www.merckmanuals.com/professional/pediatrics/gastrointestinal-disorders-in-neonates-and-infants/intussusception Merck Manuals
3. Radiopaedia — Intussusception. https://radiopaedia.org/articles/intussusception?lang=us Radiopaedia
4. StatPearls Publishing — Child Intussusception. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431078/ NCBI5. UpToDate — Intussusception in children: Clinical features and diagnosis. https://www.uptodate.com/contents/intussusception-in-children UpToDate
 
				