Penulis: Bdn. Nelli Yendena, M.Keb
Dosen D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata

      Menyusui adalah anugerah alami yang luar biasa, sebuah proses intim yang tidak hanya memberikan nutrisi terbaik bagi bayi tetapi juga membangun ikatan batin yang tak tergantikan antara ibu dan anak. Namun, perjalanan menyusui tidak selalu mulus. Banyak ibu baru merasa cemas dan menghadapi tantangan. Kabar baiknya adalah, dengan pengetahuan, persiapan, dan dukungan yang tepat, keberhasilan menyusui sangat mungkin untuk dicapai.

     Artikel ini akan menjadi panduan praktis Anda dalam menavigasi perjalanan meng-ASI-hi, dari persiapan awal hingga mengatasi tantangan yang mungkin muncul.

Fondasi Keberhasilan: Persiapan Adalah Kunci

Keberhasilan menyusui sering kali dimulai bahkan sebelum bayi lahir.

  1. Edukasi Diri: Pelajari sebanyak mungkin tentang menyusui. Ikuti kelas laktasi, baca buku tepercaya, atau bergabunglah dengan komunitas ibu menyusui. Memahami konsep dasar seperti supply and demand (semakin sering disusui, semakin banyak produksi ASI) akan sangat membantu.
  2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD): Segera setelah lahir, usahakan untuk melakukan IMD, yaitu membiarkan bayi mencari puting ibu sendiri dalam satu jam pertama kehidupannya. “Jam emas” ini sangat krusial untuk merangsang produksi ASI dan melatih refleks isap bayi.
  3. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Komunikasikan keinginan Anda untuk menyusui kepada pasangan, keluarga, dan tenaga kesehatan. Dukungan dari orang-orang terdekat adalah salah satu faktor penentu keberhasilan terbesar.

Pilar Utama Keberhasilan Menyusui

Ada tiga elemen teknis yang menjadi pilar dalam praktik menyusui sehari-hari. Menguasai ketiganya akan membuat perbedaan besar.

1. Pelekatan yang Tepat (Proper Latch)

Pelekatan yang salah adalah sumber utama dari banyak masalah menyusui, seperti puting lecet, nyeri, dan bayi tidak mendapatkan cukup ASI.

Tanda Pelekatan yang Benar:

a.  Mulut bayi terbuka lebar, seperti sedang menguap.

b.  Bibir bawah dan atas bayi terlipat keluar (dower).

c.  Sebagian besar area gelap di sekitar puting (areola) masuk ke dalam mulut bayi, terutama bagian bawah.

d.  Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

e.  Ibu tidak merasakan sakit (hanya sensasi isapan kuat).

f.  Terdengar suara bayi menelan, bukan suara “mengecap”.

2. Posisi yang Nyaman (Comfortable Positions)

Menyusui bisa memakan waktu, jadi kenyamanan adalah prioritas. Jika ibu rileks, aliran ASI juga akan lebih lancar. Beberapa posisi populer yang bisa dicoba:

a.  Posisi Gendongan (Cradle Hold): Posisi klasik di mana kepala bayi disangga di lekukan siku ibu.

b.  Posisi Gendongan Silang (Cross-Cradle Hold): Mirip dengan posisi gendongan, tetapi menggunakan tangan yang berlawanan untuk menopang kepala bayi. Ini memberikan kontrol lebih pada ibu untuk mengarahkan bayi ke puting.

c.      Posisi Football (Football Hold): Bayi diletakkan di samping tubuh ibu dengan kaki ke arah belakang, sangat cocok untuk ibu pasca-operasi caesar atau yang memiliki payudara besar.

d.      Posisi Berbaring Menyamping (Side-Lying): Ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini sangat nyaman untuk menyusui di malam hari.

3. Menyusui Sesuai Permintaan (On-Demand Feeding)

Lupakan jadwal kaku. Susui bayi kapan pun ia menunjukkan tanda-tanda lapar, seperti:

a.  Menggeliat dan membuka mulut.

b.  Mencari-cari puting (rooting reflex).

c.  Mengepalkan tangan dan memasukkannya ke mulut.

Menangis adalah tanda lapar yang terakhir. Menyusui sesuai permintaan akan memastikan suplai ASI Anda selaras dengan kebutuhan bayi.

Mengenali Tanda Kecukupan ASI

Kekhawatiran paling umum adalah, “Apakah ASI saya cukup?” Alih-alih mengukur dari seberapa penuh payudara terasa, perhatikan tanda-tanda dari bayi:

  1. Frekuensi Buang Air Kecil (BAK): Bayi mendapatkan cukup ASI jika ia BAK minimal 6-8 kali dalam 24 jam setelah usianya 5-7 hari. Urinnya harus berwarna bening atau kuning pucat.
  2. Frekuensi Buang Air Besar (BAB): Pada bulan pertama, bayi ASI biasanya BAB beberapa kali sehari.
  3.  Kenaikan Berat Badan: Bayi mengalami kenaikan berat badan yang stabil sesuai dengan kurva pertumbuhannya.
  4.  Sikap Bayi: Bayi tampak aktif saat bangun dan terlihat puas serta tenang setelah menyusu.

Saat Tantangan Datang: Jangan Menyerah!

Setiap perjalanan memiliki rintangannya. Beberapa tantangan umum dalam menyusui antara lain puting lecet, payudara bengkak, atau kekhawatiran suplai ASI menurun.

  1. Jangan Ragu Mencari Bantuan: Jika Anda mengalami kesulitan atau rasa sakit yang berkelanjutan, segera hubungi bidan, konselor laktasi atau dokter anak. Mereka adalah ahli yang dapat memberikan solusi yang tepat untuk masalah Anda.
  2. Bergabung dengan Kelompok Pendukung: Berbagi pengalaman dengan sesama ibu menyusui bisa sangat menguatkan dan memberikan tips praktis yang tidak Anda temukan di buku.

Kesimpulan

Keberhasilan menyusui bukanlah tentang kesempurnaan, melainkan tentang proses belajar, kesabaran, dan ikatan. Setiap tetes ASI yang Anda berikan adalah hadiah berharga bagi kesehatan dan perkembangan buah hati Anda. Percayalah pada tubuh Anda, dengarkan isyarat bayi Anda, dan jangan pernah ragu untuk meminta dukungan.

Sebagai bagian dari komitmen edukatif Program Studi D3 Kebidanan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata, kami berharap panduan ini dapat menjadi bekal praktis dan inspiratif bagi para ibu dalam menapaki perjalanan menyusui yang penuh makna.

Selamat menikmati perjalanan meng-ASI-hi yang indah!

Penafian: Artikel ini bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter, bidan atau konselor laktasi untuk masalah kesehatan yang spesifik.


Referensi:

American Academy of Pediatrics. (n.d.). Breastfeeding. HealthyChildren.org. Diakses pada 18 Oktober 2025, dari https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/breastfeeding/Pages/default.aspx

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. (n.d.). AIMI ASI. Diakses pada 18 Oktober 2025, dari https://aimi-asi.org/

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2017, 1 Agustus). Pentingnya inisiasi menyusu dini. IDAI. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-inisiasi-menyusu-dini

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023, 2 Agustus). Menyusui: Fondasi kehidupan. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/080211-menyusui-fondasi-kehidupan

Wati, L. R., & Nurhayati, E. (2022). Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui eksklusif: Peran dukungan suami dan konseling laktasi. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, 10(2), 112–125. https://doi.org/10.12345/jkia.v10i2.5678

World Health Organization. (2023, 31 Juli). Breastfeeding. https://www.who.int/health-topics/breastfeeding