Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata
Remaja merupakan fase penting dalam kehidupan manusia yang menjadi jembatan antara masa anak-anak dan dewasa. Pada era Gen Z—generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi digital dan arus informasi tanpa batas—tantangan dalam menjaga kesehatan menjadi semakin kompleks. Kesehatan remaja tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga mental, sosial, dan reproduksi yang semuanya saling berkaitan.
1. Kesehatan Fisik: Jangan Sampai Gawai Mengambil Alih Gerakmu
Remaja Gen Z sering kali terjebak dalam gaya hidup sedentari akibat penggunaan gawai yang berlebihan. Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak seimbang dapat memicu berbagai gangguan kesehatan seperti obesitas, kelelahan, bahkan gangguan postur tubuh. Mulailah dari hal sederhana: berjalan kaki, berolahraga rutin, dan menjaga pola makan bergizi seimbang.
2. Kesehatan Mental: Like dan Follower Bukan Ukuran Bahagia
Tekanan sosial di dunia maya dapat berdampak serius pada kesehatan mental remaja. Perbandingan diri, komentar negatif, atau ekspektasi sosial yang tinggi sering menyebabkan stres dan kecemasan. Remaja perlu belajar mengelola emosi, membatasi waktu layar, serta mencari dukungan dari orang terdekat ketika merasa tertekan.
3. Kesehatan Reproduksi: Edukasi, Bukan Sekadar Informasi
Pemahaman tentang kesehatan reproduksi sering kali masih dianggap tabu, padahal sangat penting. Remaja perlu mendapat edukasi tentang pubertas, kebersihan organ reproduksi, dan hubungan yang sehat. Pengetahuan ini akan membantu mereka membuat keputusan yang bertanggung jawab dan menjaga kesejahteraan diri.
4. Kolaborasi untuk Generasi Sehat
Menjaga kesehatan remaja bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga lingkungan sekitar. Sekolah, keluarga, tenaga kesehatan, dan media perlu bekerja sama menciptakan budaya hidup sehat yang menyenangkan dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Menjadi remaja di era Gen Z memang penuh tantangan, tetapi juga peluang besar untuk tumbuh sehat dan cerdas. Dengan kesadaran dan dukungan yang tepat, menjaga kesehatan bukan sekadar kewajiban, melainkan bagian dari gaya hidup positif menuju masa depan yang lebih baik.
SUMBER PUSTAKA :
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2022). Laporan Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia. Jakarta: BKKBN.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Kemenkes RI.
World Health Organization (WHO). (2021). Adolescent health and development: Key facts. Geneva: WHO.
Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-health
UNICEF Indonesia. (2022). Youth Wellbeing in the Digital Age. Jakarta: UNICEF Indonesia.
Retrieved from https://www.unicef.org/indonesia
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2021). Strategi Penguatan Kesehatan Mental Peserta Didik di Era Digital. Jakarta: Kemendikbudristek.Santrock, J. W. (2020). Adolescence (17th ed.). New York: McGraw-Hill Education.