Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata

Merasa burnout dan haid jadi tidak lancar? Simak hubungan erat antara kesehatan mental Gen Z dan kesehatan reproduksi. Temukan solusinya bersama Prodi D3 Kebidanan.

Gen Z: Generasi Paling Sadar Mental Health, Tapi…

Istilah burnout, overthinking, anxiety, hingga healing sudah jadi makanan sehari-hari bagi Gen Z. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital yang serba cepat, tekanan dari media sosial, akademik, hingga ekspektasi karir membuat Gen Z rentan mengalami stres.

Kita sering membahas kesehatan mental secara terpisah. Padahal, tahukah kamu? Kondisi “kepala” (mental) kita memiliki jalur tol langsung yang terhubung ke sistem reproduksi.

Banyak Gen Z yang datang ke Bidan dengan keluhan haid tidak teratur, nyeri parah, atau keputihan abnormal, tanpa menyadari bahwa akar masalahnya adalah stres yang tidak terkelola.

The Mind-Body Connection: Bagaimana Stres “Membajak” Hormonmu?

Ini bukan sekadar “perasaan” saja, tapi ada penjelasan biologisnya.

Ketika kamu stres berat (akibat tugas kuliah, masalah percintaan, atau tekanan keluarga), tubuh memproduksi hormon stres bernama Kortisol. Nah, Kortisol ini sifatnya agak “egois”.

Ketika level Kortisol tinggi, tubuh menganggap kamu sedang dalam bahaya. Akibatnya, otak akan menekan produksi hormon reproduksi (seperti Estrogen dan Progesteron) karena tubuh merasa “ini bukan waktu yang tepat untuk hamil atau subur”.

Dampaknya pada Kesehatan Reproduksi Gen Z:

  1. Gangguan Siklus Haid (Amenorea & Oligomenorea): Pernahkah haidmu telat berbulan-bulan saat sedang skripsi atau ujian akhir? Itu adalah respon tubuh terhadap stres. Kondisi ini sering disebut Functional Hypothalamic Amenorrhea (FHA).
  2. PMS yang Lebih “Brutal” (PMDD): Gen Z yang memiliki riwayat kecemasan atau depresi berisiko lebih tinggi mengalami Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Ini adalah versi parah dari PMS, di mana perubahan mood bisa sangat ekstrem hingga mengganggu fungsi sosial.
  3. Perilaku Seksual Berisiko: Kesehatan mental yang buruk seringkali menurunkan kemampuan pengambilan keputusan. Studi menunjukkan remaja yang depresi atau cemas cenderung lebih rentan terlibat dalam perilaku seksual berisiko sebagai bentuk coping mechanism (pelarian) yang salah.

Peran Bidan: 

Di sinilah pentingnya peran Bidan di era modern. Bidan bagi Gen Z bukan hanya tempat untuk melahirkan nanti, tapi konselor kesehatan holistik saat ini.

Dalam pendidikan D3 Kebidanan, mahasiswa diajarkan untuk melihat pasien secara utuh (biopsikososial). Bidan dapat:

  • Mendeteksi apakah gangguan haid murni masalah fisik atau dipicu oleh stres psikologis.
  • Memberikan konseling kesehatan reproduksi yang ramah remaja (tanpa menghakimi).
  • Memberikan edukasi gizi untuk menyeimbangkan hormon.

Tips “Healing” untuk Reproduksi Sehat

Buat kamu Gen Z yang ingin menjaga kesehatan mental sekaligus reproduksi, coba terapkan ini:

  1. Validasi Perasaanmu: Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja. Cari bantuan profesional (psikolog/bidan) jika stres mulai mengganggu fisik.
  2. Tidur Cukup = Hormon Stabil: Begadang mengacaukan ritme sirkadian dan hormon reproduksi.
  3. Nutrisi Sehat: Kurangi gula berlebih (boba, kopi susu manis) yang bisa memperburuk peradangan dan gejala PMS.
  4. Gerak Tubuh: Olahraga melepaskan endorfin yang melawan kortisol.

Kesimpulan

Kesehatan mental dan kesehatan reproduksi adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Menjaga kewarasan mental berarti juga menjaga masa depan reproduksimu.

Di Prodi D3 Kebidanan terbaik di Jogja, kami memahami dinamika ini. Kami mencetak bidan-bidan masa depan yang peka terhadap isu kesehatan mental remaja, siap menjadi sahabat curhat yang solutif dan medis.

Jaga pikiranmu, sayangi tubuhmu!

Referensi Jurnal:

  1. Nisma, N., & Afriyani, R. (2020). Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. (Referensi dasar yang memvalidasi hubungan langsung antara stres akademik/sosial dengan ketidakteraturan haid pada remaja).
  2. Kusumadewi, S., & Yuliani, I. (2021). Kesehatan Mental dan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. (Menjelaskan kaitan antara kondisi mental yang buruk dengan keputusan terkait kesehatan reproduksi).

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). (2021). Mental Health Disorders in Adolescents. Committee Opinion. (Sumber global yang menekankan pentingnya skrining kesehatan mental dalam layanan kesehatan reproduksi remaja).