YOGYAKARTA – Program Studi Diploma Tiga Kebidanan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, sukses menyelenggarakan Sharing Session pada Mata Kuliah Konsep Kebidanan bertajuk “Pengembangan Karir Bidan di Rumah Sakit”. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (25/11/2025) ini menghadirkan praktisi rumah sakit, Elvira Vita Auliana, A.Md.Keb, sebagai narasumber utama.
Dosen penanggungjawab Mata Kuliah Konsep Kebidanan, Bdn. Nelli Yendena, M.Keb, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menjembatani teori akademik dengan realita lapangan. “Mahasiswa perlu memahami bahwa peran bidan di rumah sakit sangat dinamis. Melalui sesi ini, kami ingin membuka wawasan mereka tentang integrasi filosofi kebidanan dalam praktik klinis serta dampaknya terhadap sistem karir,” ungkap Nelli.
Dalam paparannya, Elvira menekankan bahwa karir bidan di rumah sakit memiliki jenjang fungsional yang terstruktur, mulai dari Bidan Pelaksana, Pengelola, Pendidik (Preceptor), hingga Bidan Peneliti. Ia juga menjabarkan tiga pilar wewenang bidan—Mandiri, Kolaborasi, dan Rujukan—yang menjadi fondasi pelayanan di berbagai unit seperti IGD, Poli Obsgyn, VK, hingga Perinatal/NICU.
Poin menarik yang diangkat adalah integrasi idealisme profesi dengan kesejahteraan. Elvira menjelaskan bahwa penerapan Falsafah Women-Centered Care kini menjadi indikator penilaian kinerja. Artinya, bidan yang mampu memberikan asuhan humanis dan beretika tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan, tetapi juga berpeluang mendapatkan remunerasi dan promosi jabatan yang lebih baik.
“Kompetensi teknis (hard skill) itu mutlak, namun soft skill dan etika adalah kunci menaiki tangga karir. Rumah sakit membutuhkan bidan yang mampu memanusiakan pasien dalam kondisi apapun,” tegas Elvira di hadapan mahasiswa.
Menanggapi antusiasme mahasiswa, Ketua Program Studi DIII Kebidanan FKIK UAA, Dyah Pradnya Paramita, SST., M.Kes, menyampaikan apresiasinya. Ia menegaskan komitmen prodi untuk terus mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga siap kerja.
“Pemahaman mendalam mengenai struktur karir, wewenang, dan etika profesi ini sangat krusial. Harapannya, lulusan D3 Kebidanan UAA tidak canggung dan siap berkompetisi merebut peluang strategis di tatanan pelayanan kesehatan rujukan,” ujar Dyah Pradnya menutup kegiatan.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif mengenai strategi pertolongan pertama pada kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Melalui diskusi ini, para mahasiswa D3 Kebidanan dapat memperdalam pemahaman pada keterampilan dasar sekaligus melatih kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi situasi darurat pada kasus nyata di lapangan. Interaksi yang terjadi tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga meneguhkan kesiapan mereka sebagai calon bidan untuk memberikan asuhan kebidanan yang cepat, tepat, dan aman pada ibu dan bayi dalam kondisi gawat darurat.
Keterangan Foto:
Foto Utama: Foto bersama Narasumber (Elvira Vita Auliana), Kaprodi (Dyah Pradnya), PJ MK (Nelli Yendena), dan mahasiswa.
Foto Pendukung: Suasana pemaparan materi mengenai jenjang karir dan wewenang bidan.
YOGYAKARTA – Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, sukses merampungkan kegiatan Praktik Kebidanan II (PK II) Periode 2025. Kegiatan yang berlangsung selama lima minggu ini resmi berakhir pada 15 November 2025 lalu, mencetak pengalaman klinis berharga bagi para calon bidan masa depan.
Sebanyak 16 mahasiswa Semester V diterjunkan langsung ke lahan praktik yang tersebar di dua lokasi strategis, yaitu RSUD Wonosari dan RSUD Merah Putih Magelang. Kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum inti dengan beban studi 5 SKS yang dirancang untuk mematangkan kompetensi mahasiswa sebelum lulus.
Fokus pada Kegawatdaruratan dan Kemandirian
Praktik Kebidanan II tahun ini menitikberatkan pada aspek krusial dalam dunia kebidanan, yakni pertolongan kegawatdaruratan maternal neonatal, pelayanan Keluarga Berencana (KB), serta gangguan kesehatan reproduksi.
Sebelum mahasiswa diterjunkan ke lahan praktik, mahasiswa dibekali dengan pembekalan Praktik PK II. Pembekalan praktik diantaranya terkait tujuan dan peraturan selama praktik sesuai yang tertulis dalam buku panduan Praktik PK II. Mahasiswa juga dibekali terkait keselamatan mahasiswa selama menjalankan praktik lahan. Kaprodi DIII Kebidanan, Dyah Pradnya Paramita, S.ST., M.Kes., menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah membentuk kemandirian dan kepercayaan diri mahasiswa. “Mahasiswa diharapkan tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga siap berkolaborasi antar profesi dan mampu melakukan sistem rujukan dengan tepat di tatanan pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
Selama praktik, mahasiswa dibimbing langsung oleh tim dosen supervisor, untuk RSUD Wonosari dan untuk RSUD Merah Putih, serta para instruktur klinis (CI) berpengalaman di lahan praktik.
Implementasi Budaya “3A” dan Profesionalisme
Tidak hanya mengasah skill medis, peserta PK II juga diwajibkan menjunjung tinggi etika profesi melalui penerapan gesture 3A (salam, senyum, sikap hormat – atau implementasi keramahan pada pasien). Mahasiswa diwajibkan meletakkan tangan kanan di dada kiri sedikit membungkuk saat berinteraksi, sebagai simbol penghormatan dan pelayanan sepenuh hati kepada pasien maupun tenaga medis lainnya.
Seluruh mahasiswa juga telah melewati serangkaian kegiatan mulai dari pre-conference, penyusunan laporan asuhan kebidanan (Askeb), hingga seminar kasus kelompok yang dipresentasikan di hadapan pembimbing.
Uji Kompetensi Melalui Presentasi Kasus
Salah satu agenda puncak dalam PK II ini adalah kegiatan Presentasi Kasus. Dalam sesi ini, mahasiswa ditantang untuk mengangkat satu kasus pasien (asuhan kebidanan) yang mereka tangani selama dinas, khususnya kasus-kasus patologis atau kegawatdaruratan yang kompleks.
Mahasiswa mempresentasikan hasil analisis asuhan mereka di hadapan Dosen Pembimbing dan Clinical Instructor (CI) rumah sakit. Kegiatan ini bukan sekadar pelaporan, melainkan ajang untuk menguji kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan clinical reasoning mahasiswa. Mereka harus mampu mempertanggungjawabkan diagnosa yang ditegakkan serta rencana asuhan yang diberikan berdasarkan teori terbaru (Evidence Based Midwifery) dan kolaborasi antar profesi.
Diskusi hangat terjadi saat sesi tanya jawab, di mana mahasiswa mendapatkan masukan berharga terkait penanganan kasus nyata di lapangan yang seringkali dinamis dan membutuhkan keputusan cepat.
Tahap Akhir: Evaluasi dan Responsi
Setelah penarikan mahasiswa dari lahan praktik pada 15 November 2025, kegiatan berlanjut ke tahap evaluasi akhir. Sesuai jadwal, pada minggu ini (17–21 November 2025), mahasiswa menjalani sesi responsi, rekapan asuhan kebidanan, dan evaluasi menyeluruh di kampus Universitas Alma Ata.
Evaluasi ini mencakup penilaian aspek kognitif, psikomotor, dan afektif, bahwa penilaian dilakukan oleh pembimbing lahan dan dosen supervisor dari sikap dan keterampilan mahasiswa selama di rumah sakit. Hal ini menegaskan komitmen UAA untuk tidak hanya meluluskan bidan yang pintar secara akademik, tetapi juga memiliki attitude dan keterampilan klinis yang unggul.
Dengan selesainya PK II ini, Universitas Alma Ata kembali membuktikan komitmennya dalam mewujudkan visi tahun 2035 untuk menghasilkan ahli madya kebidanan yang unggul, berdaya saing global, dan berakhlak mulia.
Foto 1. Orientasi PK II oleh Dosen Supervisi dan Bagian Diklat RS
Foto 2. Presentasi Kasus oleh Mahasiswa D3 Kebidanan
YOGYAKARTA — Universitas Alma Ata melalui Program Studi Kebidanan S1 dan D3 FKIK sukses menyelenggarakan Workshop Penelitian bertajuk “Evidence-Based Manajemen Laktasi” pada Rabu, 15 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen institusi dalam memperkuat kapasitas akademik dan praktik berbasis bukti di bidang kebidanan.
Workshop ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi kesehatan yang tergabung dalam tim riset kebidanan. Suasana kolaboratif tampak dari antusiasme peserta yang hadir dengan seragam institusional, menunjukkan semangat kolektif dalam pengembangan ilmu dan pelayanan laktasi berbasis evidence.
Acara ini didukung oleh berbagai institusi, termasuk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, serta platform Kampus Merdeka. Kehadiran digital screen yang menampilkan tema workshop turut memperkuat atmosfer akademik dan profesional dalam kegiatan tersebut.
Program Studi Kebidanan Universitas Alma Ata terus mendorong integrasi antara riset, praktik klinis, dan pengabdian masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, kampus berupaya mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga kritis dan berbasis data dalam pengambilan keputusan klinis.