Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata
Organ kemaluan, baik pada pria maupun wanita, memainkan peran sentral tidak hanya dalam fungsi reproduksi tetapi juga dalam kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Seringkali dianggap sebagai topik tabu, kesehatan genital adalah komponen fundamental yang memerlukan perhatian dan perawatan yang sama seriusnya dengan organ vital lainnya seperti jantung atau otak. Mengabaikan kesehatan area ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari infeksi yang mengganggu, infertilitas, hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti kanker.
Pentingnya menjaga organ kemaluan didasarkan pada empat pilar utama: kebersihan yang tepat, pencegahan penyakit menular seksual (PMS), proteksi proaktif melalui vaksinasi, dan kesadaran akan deteksi dini
1. Pilar Kebersihan: Fondasi Kesehatan Genital
Menjaga kebersihan adalah langkah paling dasar namun krusial. Praktik kebersihan yang tidak tepat, baik itu kurang bersih maupun berlebihan (seperti douching pada wanita), dapat mengganggu mikrobioma alami (keseimbangan bakteri baik) di area genital.
- Pada Wanita: Kebersihan yang buruk atau praktik yang salah dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) dan Bacterial Vaginosis (BV), yang ditandai dengan keputihan abnormal dan bau tidak sedap
- Pada Pria: Kebersihan yang tidak terjaga, terutama pada pria yang tidak disunat, dapat menyebabkan penumpukan smegma yang memicu peradangan (balanitis) dan infeksi.
Penelitian modern secara konsisten menunjukkan bahwa edukasi dan pengetahuan adalah kunci utama untuk praktik kebersihan yang benar. Sebuah studi kuasi-eksperimental tahun 2024 di African Journal of Reproductive Health menemukan bahwa intervensi edukasi yang terencana secara signifikan meningkatkan perilaku kebersihan genital yang benar di kalangan siswi (Simsek Kuçukkelepce et al., 2024). Ini menegaskan bahwa pengetahuan yang tepat adalah garis pertahanan pertama melawan infeksi.
2. Pilar Pencegahan: Melindungi Diri dari PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti klamidia, gonore, sifilis, dan HIV, merupakan ancaman serius bagi kesehatan kemaluan. Infeksi ini seringkali tidak menunjukkan gejala awal namun dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang, termasuk penyakit radang panggul, infertilitas, dan komplikasi kehamilan.
Data global, termasuk dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menunjukkan beban PMS yang masih sangat tinggi. Praktik seks aman, seperti penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan, adalah metode pencegahan yang paling efektif.
Namun, kesenjangan pengetahuan tetap menjadi masalah besar. Sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan di The Open Public Health Journal yang dilakukan di Jakarta, Indonesia, menyoroti adanya kekurangan dalam pengetahuan, sikap, dan praktik (KAP) terkait PMS di kalangan wanita usia reproduktif. (Handayani et al., 2023).
3. Pilar Proteksi: Vaksinasi HPV untuk Pencegahan Kanker
Salah satu kemajuan medis terbesar dalam kesehatan genital adalah pengembangan vaksin Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang sangat umum ditularkan secara seksual dan merupakan penyebab utama dari hampir semua kasus kanker serviks pada wanita. Tak hanya itu, HPV juga bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kanker anus, penis, vagina, dan vulva.
Menjaga kesehatan kemaluan saat ini juga berarti mengambil langkah proaktif untuk mencegah infeksi ini. Sebuah tinjauan (review) tahun 2024 di Progress in Health Sciences menegaskan bahwa vaksinasi HPV sangat efektif, di mana vaksin 9-valen (yang tersedia saat ini) diperkirakan dapat mencegah hingga 90% kasus kanker serviks (Woźniak-Holecka et al., 2024). Vaksinasi ini idealnya diberikan pada usia remaja, sebelum aktif secara seksual, baik untuk anak perempuan maupun laki-laki.
4. Pilar Deteksi Dini: Mengenali Tubuh Sendiri
Banyak penyakit serius pada organ kemaluan, terutama kanker, memiliki tingkat kesembuhan yang sangat tinggi jika ditemukan pada stadium awal.
- Untuk Pria: Kanker testis adalah kanker paling umum pada pria muda (usia 15-35 tahun). Kunci deteksinya adalah melalui Pemeriksaan Testis Sendiri (SADARI Testis / TSE). Sebuah studi di PLOS One (2025) menyoroti “kesadaran yang buruk secara kritis” di kalangan pria dewasa, di mana mayoritas (79,4%) melaporkan belum pernah mendengar tentang TSE (Ahmed et al., 2025). Padahal, jika terdeteksi dini, tingkat kelangsungan hidup kanker testis mencapai 99%.
- Untuk Wanita: Selain Pap smear rutin untuk mendeteksi kanker serviks, mengenali perubahan tidak biasa pada vulva atau vagina (benjolan, luka yang tidak sembuh, pendarahan abnormal) sangat penting untuk deteksi dini kanker ginekologi lainnya
Kesimpulan
Menjaga kesehatan organ kemaluan adalah tanggung jawab seumur hidup yang melampaui sekadar kebersihan. Ini adalah pendekatan holistik yang mencakup edukasi kebersihan yang benar, praktik seksual yang aman untuk mencegah PMS, vaksinasi proaktif seperti HPV untuk melawan kanker, dan kesadaran deteksi dini melalui pemeriksaan mandiri. Mengabaikan area ini bukan hanya berisiko menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat berdampak fatal. Sudah saatnya membuang stigma dan secara terbuka mencari informasi serta bantuan medis untuk menjaga aset vital ini — sebagaimana menjadi bagian dari edukasi dan pelayanan promotif-preventif yang kami kembangkan di Program Studi D3 Kebidanan terbaik di Jogja, Universitas Alma Ata. Kami hadir untuk membentuk bidan yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam kesehatan reproduksi perempuan Indonesia.
Referensi
- Ahmed, A., Al-Shamsi, S., Al-Ali, M. H., & El-Dahiyat, F. (2025). Assessment of testicular self-examination awareness and practice among adult males in Ajman, United Arab Emirates: A cross-sectional study. PLOS One, 20(x), e0326919. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0326919
- Handayani, F., Murti, B., & Sulaeman, E. S. (2023). Knowledge, Attitude, and Practice Towards Sexually Transmitted Infections Among Women of Reproductive Age in an Urban Community Health Centre in Indonesia. The Open Public Health Journal, 16, e187494452301050. https://openpublichealthjournal.com/VOLUME/16/ELOCATOR/e187494452301050/
- Simsek Kuçukkelepce, D. S., Sahin, T., & Aydın Ozkan, S. A. (2024). Effects of planned education on genital hygiene behavior of adolescent females in a secondary school: A quasi-experimental study in northern Cyprus. African Journal of Reproductive Health, 28(2), 107-115. https://www.ajrh.info/index.php/ajrh/article/view/4336
- Woźniak-Holecka, J., Bains, R., & Holecki, T. (2024). Current status of HPV vaccination – recommendation and introduction in European countries. Progress in Health Sciences, 14(1), 161–170. https://apcz.umk.pl/QS/article/view/53870